Archive for the 'Setetes Embun' Category

Bergaul dengan Allah

Wageningen 30 November 2008,

“Setelah Henokh hidup enam puluh tahun, ia memperanakkan Metusalah. Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah selama tiga ratus tahun lagi, setelah ia memperanakkan Metusalah, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. Jadi Henokh mencapai umur tiga ratus enam puluh lima tahun. Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.”  (Kejadian 5:21-24, LAI)

 

Saat pertama membaca bagian Alkitab ini, wow rasanya gak terbayangkan bagaimana hidup bergaul dengan Allah itu. Hingga suatu saat Saya mendengar khotbah Ev. Yusak Tjipto dan diingatkan kembali bahwa Tuhan kita Yesus Kristus adalah ‘Firman Yang Telah Menjadi Manusia’. “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah (Yohanes 1:1, LAI).

 

Jadi amatlah bisa diterima akal bahwa bergaul dengan Allah dapat dilakukan dengan menekuni Firman Tuhan. Amat beruntunglah kita yang memiliki Alkitab, karena berarti memiliki peluang besar untuk bergaul karib dengan Tuhan. Pertanyaannya adalah: apa kesempatan itu mau digunakan atau malahan dibiarkan berlalu begitu saja? Saya sendiri jadi merasa ditantang untuk membaca habis Alkitab dari Kejadian s/d Wahyu. Apalagi mengingat fakta bahwa satu tahun pertama di Wageningen Saya mampu menghabiskan sekian banyak materi kuliah yang sekian tebalnya itu. Tambah lagi saya ingat pula apa yang dikatakan Pak Anton (pembimbing PA kami) bahwa apa yang dituliskan dalam Alkitab itu adalah apa yang Tuhan ingin untuk manusia ketahui; yang perlu untuk manusia ketahui.

 

Pesan dalam Ibadah tadi pagi di ICF kembali menegaskan itu. Menekuni Firman Tuhan adalah juga menjadi satu kunci untuk menjadi ‘a believing believer’ yaitu menjadi orang percaya yang bukan saja memercayai apa yang Tuhan telah dan dapat lakukan di masa lalu dan masa yang akan datang tetapi juga mempercayai apa yang dapat dilakukanNya saat ini, sekarang ini.

 

Bergaul dengan Tuhan. Apakah mungkin? Pasti mungkin. Apakah mau? Ini dia …

(y.a.)

 

 

Penginjil Lulusan TU Delft

 

Wageningen, 03 September 2008

 

Sampai di depan kamar tadi malam ada perasaan lega. Selepas menghabiskan beberapa waktu di kampus melototi artikel-artikel ilmiah – bukan karena hobi tapi karena tuntutan scenario: nyelesaikan studi di negara orang ini 🙂 – sampai di kamar bagaikan tiba di sebuah resor. Makan malam plus segelas jus tomat lumayan memulihkan kesegaran raga yang letih. Sambil juga menghibur diri dengan nonton beberapa film seri favorit di TV. Habis itu niatnya mau nyempatkan nengok-nengok 1 artikel ilmiah lagi. Mumpung lagi semangat! Hanya rencananya mau mengistirahatkan mata sebentar dulu. Alarm Hp sudah saya setting untuk berbunyi 0,5 jam lagi. Sebagai pengantar tidur saya buka Winamp untuk dengerin siaran radio NafiriFM . Pikir saya biasanya jam-jam segitu bakal diputer lagu-lagu rohani yang beat-nya kalem & lembut. Namun rupanya saat itu sedang disiarkan khotbah dari Ev. iin Cipto.

 

Kali itu bukan pertama kalinya saya dengar beliau berkhotbah. Suaranya khas. Berat. Membuat Saya membayangkan Ev. iin cipto ini usianya setidaknya mendekati 50-an. Cara membawakannya juga khas: tegas, tidak ada keraguan tersirat dalam nada suaranya. Penuh kuasa! Khotbahnya kali itu tentang ‘Kecantikan itu dari dalam’, mengupas karakter Abigail yang dicatat I Samuel 25:2-43. Sambil membaringkan badan dan memejamkan mata saya ikuti khotbah beliau. Membumi sekali ulasannya juga kesaksian-kesaksian yang dikutipnya dalam mengungkapkan kebenaran firman Tuhan tersebut. Mulai dari pengembangan karir, hubungan suami istri, dan bimbingan orang tua bagi anaknya.

 

Alhasil saya tidak jadi tidur. Selesai khotbah itu timbul keinginan untuk lebih tau tentang Ev. Iin Cipto.Saya Google nama beliau. Lalu muncul beberapa link. Dari salah satunya Saya ketahui bahwa ternyata Ibu Iin Cipto ini lulusan tahun 1992 dari TU Delft, Belanda sebagai MSc of Architecht (gak disebutkan apakah sponsornya Ford, FNP, StuNed, University or lainnya). Dari fotonya beliau ternyata tak setua yang saya bayangkan sebelumnya. Wajahnya cantik, manis. Dalam khotbahnya malam itu dengan nada bercanda beliau bilang “setiap orang yang mencintai Tuhan dan FirmanNya, pancaran sinar wajahnya membuatnya lebih putih dari aslinya”. 🙂

 

Tahun 1998, Tuhan memberinya visi untuk membangun tentara Tuhan yang militan dari anak-anak pemulung, jalanan, golongan orang-orang yang dibawah garis kemiskinan. Pelayanannya begitu diberkati Tuhan. Pada tahun 2004, Wadah ini, Mahanaim, sekarang ada 9 rumah singgah, pelayanan ke daerah-daerah yang belum terjangkau oleh gereja-gereja. Ada TK, SD, SMP, memberi makan gratis tiap hari pada yang membutuhkan dan bea siswa kepada ±3.000 anak yang hampir putus sekolah karena tidak ada biaya.

 

Bagi yang penasaran mau mendengar khotbahnya bisa klik link INI. Judulnya “Tanpa Tuhan Semua Sia-sia”. Natsnya dari Mazmur 127. Semoga jadi berkat. (y.a.)

“Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga” (Mazmur 127:1)

 

Boneka Kelinci Tanpa Baterai

Saya ingat dulu di televisi pernah ada iklan satu produk baterai tertentu yang icon-nya boneka kelinci warna merah muda yang membawa alat musik simbal. Diiklan itu dipromosikan betapa awetnya baterai itu hingga saat dipakaikan ke si boneka kelinci dia bisa terus bergerak memainkan simbalnya tanpa henti.

Sebuah ilustrasi serupa disampaikan seorang pembicara beberapa tahun silam, saat Saya mengikuti kebaktian kaum muda. Temanya tentang doa. “Doa adalah nafas hidup orang Kristen” begitu beliau sampaikan. “Serupa halnya dengan boneka kelinci itu yang tanpa baterai tak dapat dia bergerak, demikian juga hakikatnya tanpa doa seorang Kristen sesungguhnya tidak dapat hidup” demikian tambahnya.

Beberapa hari ini kalimat itu muncul di pikiranku. Membuat Saya bertanya pada diri sendiri: “Jangan-jangan selama ini Saya sudah berhenti bernafas.” Jadi membayangkan diri ini seperti zombie di film-film horror, yang bisa bergerak tapi sesungguhnya sudah mati.  Ya bukankah doa menjadi jalan bagi orang Kristen untuk membina hubungan pribadi yang erat dengan Bapa di Surga – Sang Pemberi Hidup Sejati, sebagaimana juga telah diteladankan oleh Yesus Kristus selama hidupNya di bumi? Kalau Yesus yang adalah Tuhan selalu menyediakan waktu untuk berdoa, bukankah berarti doa itu amat penting dan karenanya Saya yang adalah manusia yang lemah perlu melakukannya? Kata Yesus sebagaimana dicatat dalam Markus 14:38 “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah”.

“Ambillah keselamatan sebagai topi baja, dan perkataan Allah sebagai pedang dari Roh Allah. Lakukanlah semuanya itu sambil berdoa untuk minta pertolongan dari Allah. Pada setiap kesempatan, berdoalah sebagaimana Roh Allah memimpin kalian. Hendaklah kalian selalu siaga dan jangan menyerah. Berdoalah selalu untuk semua umat Allah.” (Efesus 6:17-18, BIS) Saya kira Iblis pasti senang kalau orang Kristen tidak berdoa, karena bagai prajurit tanpa senjata. Wah daripada jadi bulan-bulanan Iblis, lebih baik Saya mendekat tinggal dengan Yesus Sang Pokok Anggur Yang Benar. Ayo berdoa. Semangaaaat!

 

Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.

Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.

Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.” Yohanes 15:5-8

 

 

Hadiah Natal Terindah

Dikopas dari milis tetangga – masboi  

Nasib Egar tidak sebaik hatinya. Dengan pendidikannya yang rendah, pria berumur sekitar 30 tahun itu hanya seorang pekerja bangunan yang miskin. Dan bagi seseorang yang hanya berjuang hidup untuk melewati hari demi hari, natal tidak banyak berbeda dengan hari-hari lainnya, karenanya apa yang terjadi pada suatu malam natal itu tidak banyak yang diingatnya.Malam itu di seluruh negeri berlangsung kemeriahan suasana natal.

Continue reading ‘Hadiah Natal Terindah’

Patience in Prayer

When the idea is not right, God says, “NO.”
No – when the idea is not the best.
No – when the idea is absolutely wrong.
No – when though it may help you,
It would create problems for someone else.
Continue reading ‘Patience in Prayer’

Great Father with a Great Faith

PARADISE, Calif. – A father and three children who vanished on a Christmas tree cutting trip in the Northern California mountains were found alive Wednesday after huddling in a culvert for warmth during three days of heavy snow.

A California Highway Patrol helicopter crew spotted Frederick Dominguez waving his arms atop a small bridge and landed nearby, sinking into 2 feet of snow, flight officer David White said. White said the crew found the family on their last pass over the area as snow from another storm, even bigger than the first, started to fall heavily.

Continue reading ‘Great Father with a Great Faith’

Renungan Natal di Youtube

Berikut ini adalah link tentang Renungan Natal di Youtube.

Embedded Video

Sang Pembebas

Tahun ini Seksi KKS dari KAJ menurunkan tema iman atau ‘spiritualitas Keluarga Kudus’ sebagai bahan renungan untuk keempat minggu masa Adven 2007. Selama mengikuti acara-acara renungan pada tiga minggu terakhir ini saya amati bahwa tokoh yang paling banyak disorot justru tokoh bapak Yusuf. Tokoh inilah yang paling menonjol. Imannya diacungi jempol karena perbuatannya yang heroik. Continue reading ‘Sang Pembebas’